Kamis, 12 Mei 2022

8 Hal Yang Dapat Kita Ambil Dari Masa Pandemi


Nama : Jihan Nabila Roendra

Kelas : XII UPW 1

Tema : Belajar Dari Pandemi Covid-19

 

Covid-19 pertama kali dilaporkan oleh pemerintah di Kota Wuhan, China pada Desember 2019. Lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa COVID-19  sebagai wabah pandemi sejak Maret 2020. Sudah banyak orang di seluruh dunia yang terpapar dengan virus ini, bahkan menjadi korban kemudian meninggal dunia. Wabah virus ini telah memakan banyak korban seperti tercatat di negara Tiongkok, Italia, Spanyol dan negara besar lain di dunia. Tetapi beberapa negara sekarang sudah mendapatkan kembali tingkat normalitas, meskipun ancaman gelombang penyakit yang disebabkan oleh varian lain tetap ada. Penyakit Covid-19 merupakan musuh dunia yang harus kita lawan bersama. 

Sudah dua tahun Covid-19 melanda Indonesia terhitung sejak diumumkannya pasien pertama terinfeksi virus corona pada 2 Maret 2020. Semenjak pandemi ini berlangsung banyak sekali pelajaran berharga yang dapat diambil seperti:

  1. Berkomunikasi dengan keluarga adalah yang utama

Keluarga memang unit terkecil dalam masyarakat, tetapi keluarga memiliki peran besar dalam keberhasilan menuju era normal baru. Keluarga di masa Pandemi COVID-19 memiliki faktor protektif yang ditunjukkan oleh kebersamaan dan komunikasi yang semakin baik serta saling mendukung antar anggota keluarga. Nilai-nilai inilah yang harus terus ditingkatkan sehingga dapat mengembangkan mekanisme adaptasi dan pemecahan masalah yang bertujuan untuk melindungi keluarga dari situasi krisis dan tekanan.

  1. Pentingnya menjaga kesehatan mental

Selain menjaga kesehatan tubuh, menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19 tidak kalah penting. Sejak Covid-19 merebak pada awal tahun 2020, kesehatan mental sudah menjadi kekhawatiran banyak kalangan di bidang kesehatan. Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan terhadap wabah, kehilangan pekerjaan, kecemasan akan kebutuhan hidup sehari-hari, kebingungan akibat informasi yang simpang siur, ditambah lagi berisolasi dalam jangka waktu yang lama. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial sehingga membutuhkan sosialisasi. Perasaan sendiri atau terisolasi yang juga bisa meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan. Memiliki rasa cemas dan takut di masa pandemi sangatlah wajar dan manusiawi. Akan tetapi, rasa cemas dan takut harus dikelola dengan baik sehingga kesehatan mental tetap terjaga.

  1. Dapat meninjau ulang prioritas hidup

Pandemi Covid-19 adalah salah satu momen tamparan terberat dalam sejarah baru-baru ini. Sepanjang pasang surut pandemi, banyak orang telah mempertimbangkan kembali apa yang paling penting untuk diprioritaskan dalam hidup. Karena Covid-19 mengingatkan bahwa segala-galanya dalam hidup dapat berubah dengan sekejap.

  1. Tetap bisa produktif di masa krisis

Menjadi tetap produktif saat dunia sedang mengalami masa yang sulit dengan kehadiran pandemi COVID-19. Disaat masa pandemi, tidak jarang menciptakan ruang kosong yang membuat kita merasa tidak berdaya, dan depresi. Dalam jangka yang sementara, perasaan yang timbul ini normal adanya. Asalkan sementara dan tidak dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi. Pentingnya bagi setiap orang untuk tetap bergerak, beraktivitas senormal mungkin (ditengah keterbatasan), membangun optimisme, serta berusaha mencapai hal-hal baru.

  1. Lebih Bijak Menggunakan Media Sosial


Hal yang paling memprihatinkan dengan kehadiran media sosial adalah penyebaran informasi bohong atau hoax, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Secara tidak langsung berita hoax atau bohong tersebut dapat meresahkan masyarakat umum, terutama masyarakat awam yang ketika mendapatkan informasi langsung ditelan begitu saja tanpa adanya penelusuran lebih lanjut tentang kebenarannya. Penyebaran berita-berita hoax atau ujaran kebencian melalui media sosial tidak jarang dilakukan oleh perorangan atau kelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, adanya informasi yang menyatakan bahwa vaksin Covid-19 bisa menyebabkan orang meninggal dunia yang menimbulkan keresahan di masyarakat. Melalui peningkatan literasi, kita dapat mengetahui apakah berita atau informasi yang diperoleh itu benar atau hoax.


  1. Menjaga pola hidup lebih sehat


Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan. Mulai dari makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi dan perilaku kita sehari- hari. Baik itu dalam sebuah rutinitas olahraga yang tentu akan menjaga kondisi kesehatan dan juga akan menghindarkan kita dari penyakit. Tujuan pola hidup sehat adalah untuk menjaga tubuh agar tidak mudah sakit. 


Meningkatnya kasus aktif Covid-19 yang diperparah dengan peralihan musim yang saat ini terjadi, menjadi pengingat bagi kita untuk terus menjaga kesehatan baik secara fisik maupun mental. Perubahan cuaca yang tak menentu juga menyebabkan tubuh seseorang menjadi terus menerus harus beradaptasi, sehingga tidak heran ketika seseorang memiliki sistem imun yang tidak cukup kuat, akan mudah terserang penyakit.


Pola hidup sehat tentunya akan sangat membantu kita untuk menjaga daya tahan tubuh. Saat ini Indonesia tengah menerapkan kehidupan new normal atau perubahan pola hidup pada masa pandemic Covid-19. Perubahan pola hidup ini diharapkan mampu mengurangi penyebaran covid dan juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat agar tidak mudah terserang penyakit.


  1. Berusaha untuk berpikir positif


Pikiran positif merupakan cara bagaimana seseorang memandang, menyikapi, mempersepsi segala peristiwa yang dialami dengan menanggapi secara baik dan positif. Berbagai riset menunjukkan adanya pikiran positif mempengaruhi kesehatan tubuh. Di tengah pandemi COVID-19 yang penuh ketidakpastian, rasanya sulit untuk berpikir positif. Setiap hari,  berita muncul dan menceritakan tentang jumlah pasien positif yang terus meningkat, menipisnya persediaan alat pelindung diri, hingga cerita masyarakat yang kesusahan karena tidak dapat mencari nafkah. Berpikir positif memang tidak akan mengakhiri pandemi COVID-19 begitu saja. Situasi yang tidak stabil saat ini mungkin akan tetap membuat kita cemas. Meski demikian, pikiran yang positif dan realistis setidaknya dapat membantu untuk berpikir lebih jernih sebelum mengambil keputusan, dapat memancing keluarnya hormon yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, misalnya hormon dopamin dan serotonin.


  1. Manajemen Waktu Dengan Baik


Manajemen waktu merupakan suatu panduan yang terdiri dari pengendalian, perencanaan, dan pengelolaan prioritas terhadap seberapa banyak waktu, yang kita gunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Semenjak pandemi Covid-19, banyak rutinitas manusia berubah konsep. Awalnya dilakukan secara offline atau langsung dengan melibatkan kontak fisik, tetapi, karena rawan penularan virus Covid-19, dan mengubah cara kegiatan kita menjadi daring.  Pada masa pandemi Covid-19 kita memiliki kelonggaran waktu yang cukup banyak untuk melakukan beberapa kegiatan sekaligus dalam waktu yang bersamaan, karena kita tidak diwajibkan untuk datang langsung ke tempat kita berkegiatan, dan dapat dilakukan dari rumah. Maka dari itu manajemen waktu mampu membuat kita menyelesaikan banyak hal dan mengurangi waktu terbuang sia-sia. Hal itu dengan manajemen waktu, kita mampu menempatkan dan mengelola prioritas pekerjaan berdasarkan tenggat waktunya.


Pada akhirnya, masa pandemi ini memiliki potensi untuk mengajarkan kita agar menjadi manusia yang lebih baik. Setelah pandemi usai, kita diharapkan menjadi lebih pandai menjaga hubungan baik dengan mahluk hidup, manusia lain, dan dengan alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar